Jumat, 19 September 2014

Angin

Ketika angin segar menyapa, aku merasakan hembusan lembut membelai wajah yang muram
Seketika, mataku terbuka akan belaiannya
Kuhirup dalam-dalam sambil menghentangkan kedua tangan, menari bersama
Pertanda aku menyukai kedatangannya,
Bagaikan air yang sedang mengalir di tanah kering
Aku rindu kedatangannya.
Tak sadar tubuhku tergoncang dan seketika lamunanku buyar
Kucari angin itu, kucoba memegangnya, ku coba mengibaskannya
Namun semua itu hanya kosong
Aku sadar akan jarang sekali kudapatkan angin segar itu di tengah tengah kebisingan ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar